Tatapnya oleng menyapu hasrat
Membiarkan dirinya teringkuk
dicambuk remuk kenestapaan
Mengalun suluk bimbang
menelikung sudut hati
Terserak membumi di pelataran surau
Mengusung kepalsuan yang tergadai
tanpa sanggup ditebus pengampunan
Malam semakin larut
tampak kaki langit berselimut mendung
Pelataran kampung Beringin rasa beku
Namun, di surau tua itu
Lirih terdengar tembang rindu
dari bibir pemuda paruh baya
Kepada Gusti yang Maha Suci
Burung malam, terbang bersama bias langit
Tikar pandan turut bernyanyi girang
Dinding surau menyiratkan pesan
Segenap jiwa merunduk, tunduk patuh sama Gusti
Berlantun sabar ia menunggu
semoga turut menghantarmu pada hati yang setia
Hingga malam menoreh lemah pagi buta
Tuban, 27 Januari 2013
Posting Komentar